INDRAMAYU -- Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten
Indramayu, Sutatang, menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterimanya,
luas areal sawah yang terendam banjir mencapai sedikitnya 35 ribu
hektare.
Kondisi itu tersebar di 19 kecamatan di Kabupaten Indramayu. Dari 19
kecamatan itu, lanjut Sutatang, 13 kecamatan mengalami banjir berat
(seluruh areal sawah terendam banjir). Sedangkan enam kecamatan lainnya,
banjir hanya merendam 50 % - 60 % lahan sawah.
Adapun 13 kecamatan yang seluruh areal sawahnya terendam, di
antaranya Kecamatan Lohbener, Losarang, Kandanghaur, Patrol, Sukra,
Krangkeng, Balongan, Anjatan dan Juntinyuat. Sedangkan enam kecamatan
yang banjirnya hanya 50 % - 60 % adalah Kecamatan Sliyeg, Jatibarang,
Lelea, Widasari, Bongas dan Karangampel.
"Tanaman padi yang terendam banjir itu rata-rata berumur kurang dari
satu bulan,’’ kata Sutatang. Menurut Sutatang, tanaman padi seluas 35
ribu hektare itu terancam membusuk jika banjir tidak surut dalam waktu
tiga hari. Jika membusuk, maka para petani harus tanam ulang.
‘’Tapi petani tidak memiliki uang untuk tanam ulang karena sudah
digunakan untuk tanam yang pertama,’’ ujar Sutatang. Dia berharap, jika
memang petani harus tanam ulang, maka harus ada bantuan benih dan pupuk
dari pemerintah. (rol/red)

Kondisi itu tersebar di 19 kecamatan di Kabupaten Indramayu. Dari 19 kecamatan itu, lanjut Sutatang, 13 kecamatan mengalami banjir berat (seluruh areal sawah terendam banjir). Sedangkan enam kecamatan lainnya, banjir hanya merendam 50 % - 60 % lahan sawah.
Adapun 13 kecamatan yang seluruh areal sawahnya terendam, di antaranya Kecamatan Lohbener, Losarang, Kandanghaur, Patrol, Sukra, Krangkeng, Balongan, Anjatan dan Juntinyuat. Sedangkan enam kecamatan yang banjirnya hanya 50 % - 60 % adalah Kecamatan Sliyeg, Jatibarang, Lelea, Widasari, Bongas dan Karangampel.
"Tanaman padi yang terendam banjir itu rata-rata berumur kurang dari satu bulan,’’ kata Sutatang. Menurut Sutatang, tanaman padi seluas 35 ribu hektare itu terancam membusuk jika banjir tidak surut dalam waktu tiga hari. Jika membusuk, maka para petani harus tanam ulang.
‘’Tapi petani tidak memiliki uang untuk tanam ulang karena sudah digunakan untuk tanam yang pertama,’’ ujar Sutatang. Dia berharap, jika memang petani harus tanam ulang, maka harus ada bantuan benih dan pupuk dari pemerintah. (rol/red) Redaksi 17:06:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Sawah Kebanjiran, Padi di Indramayu Terancam Membusuk
Posted by Admin Sunday, 19 January 2014
loading...
»Share or Like News:
Sawah Kebanjiran, Padi di Indramayu Terancam Membusuk
Previous
Newer PostNext
Older Post
RADIO SONG FM INDRAMAYU
Updated at:
17:06:00