Indramayu - Rapat
pembahasan upah minimum sektor (UMS) migas Kabupaten Indramayu diwarnai aksi
unjuk rasa buruh migas. Ruas jalan DI Panjaitan, Kecamatan Indramayu, sempat ditutup
dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Rapat
pembahasan UMS Kabupaten Indramayu itu diselenggarakan di Hotel Wiwi Perkasa,
Jalan DI Pandjaitan. Unjuk rasa buruh dengan menggunakan motor tersebut
dimaksudkan juga untuk mengawal jalannya rapat.
Berdasarkan
pantauan, ratusan buruh migas yang mendatangi lokasi rapat di Jalan DI
Pandjaitan tersebut menggunakan motor. Saat tiba di lokasi, para koordinator
unjuk rasa mengarahkan massa agar memarkirkan motornya di badan jalan.
Akhirnya, akses jalan tersebut tertutup untuk kendaraan yang akan melewati
jalan yang termasuk jalan protokol tersebut.
Di sisi
lain, ratusan aparat kepolisian pun telah berjaga-jaga di sekitar lokasi rapat.
Tampak juga aparat kepolisan dari Polda Jabar diturunkan untuk menjaga aksi
unjuk rasa agar tidak berlangsung ricuh.
Sementara
rapat penentuan UMS yang diselenggarakan untuk yang ketiga kalinya ini menemui
deadlock. Pihak buruh migas masih bertahan pada angka kenaikan 53,9% dari UMS
Indramayu 2014 sebesar Rp 2.024.000, sedangkan Pertamina bertahan di 13% dari
UMS 2014.
Perwakilan
buruh migas, Ahmad Mubaroq mengatakan, angka tersebut tetap dipertahankan
pihaknya lantaran telah memperhitungkan sejumlah hal pokok, yakni inflasi
akibat kenaikan BBM. Kemudian terdapat juga persoalan tidak adanya tunjangan
daerah.
Dalam rapat
itu, Ahmad Mubaroq mengatakan, buruh migas menginginkan agar buruh yang sakit
dan cuti tidak dipotong tunjangannya. Menurut dia, tunjangan buruh yang sakit
dan cuti selalu mengalami pemotongan.
Dia
menambahkan, kenaikan versi Pertamina sebesar 13% dianggap menyakitkan.
"Berdasarkan aturan, seharusnya kenaikan UMS lebih besar daripada UMK.
Pada UMK 2014, kenaikannya 14,78%, tapi versi Pertamina malah mengajukan 13%.
Itu justru lebih rendah dari UMK," tuturnya.
Selain itu,
dia mengatakan, kenaikan versi buruh dianggap akan menyejahterakan keluarga
buruh. Terlebih, selama ini 80% pekerja di Pertamina berstatus outsourcing. Dia
mengatakan, banyak buruh yang tidak ingin keturunannya menjadi pekerja
outsourcing.
Ketua Apindo
Indramayu, Duriat Asep, yang mewakili Pertamina, mengatakan, ajuan kenaikan UMS
sebesar 13% telah memperhitungkan sejumlah faktor, seperti inflasi akibat
kenaikan versi BPS.
Dia
menuturkan, BPS mengeluarkan angka, bahwa inflasi akibat kenaikan BBM sebesar
11,6%. Menurutnya, angka UMS 2014 cukup, karena telah di atas inflasi.
Sementara kepala
Dinsosnakertrans Indramayu, Daddy Haryadi mengatakan, lantaran tidak juga
menemukan kesepakatan, rapat tersebut akhirnya
diakhiri. Menurut dia, pemerintah dalam penentuan UMS Indramayu 2014 ini hanya
bertindak sebagai fasilitator.
Rapat yang
berlangsung sifatnya adalah bipartit, antara perusahaan dengan buruh.
"Kalau untuk kelanjutan rapat, masih belum ditentukan pastinya kapan akan
diselenggarakan lagi," katanya.
Sementara saat
ditanya bagaimana aksi apa yang akan dilakukan selanjutnya, perwakilan serikat
buruh mengatakan , berencana akan menemui sekda kabupaten Indramayu, namun
masih belum ditentukan kapan waktunya.
“Kita akan
lanjut bertemu sekda kabupaten, untuk waktunya bisa besok (hari ini, Kamis
4/12/2014) ataupun lusa,”. Tutup perwakilan serikat.
loading...
»Share or Like News:
UMS Migas Indramayu Deadlock, Buruh Migas Kembali Blokir Jalan