Tuban: Petani korban banjir luapan sungai Bengawan
Solo di Kabupaten Tuban, Jatim, mendesak pemerintah memberikan bantuan
kompensasi dana akibat pusonya tanaman padi milik mereka, Kamis (26/12).
Sebab, akibat banjir luapan sungai Bengawan Solo sepekan lalu membuat ribuan petani setempat mengalami kerugian besar.
"Kami minta pemerintah memberikan bantuan dana kompensasi. Karena,
tanaman kami telah gagal panen setelah terendam banjir," terang Sutiyo,
petani Desa Bulurejo, Kecamatan Rengel.
Menurut dia, kerugian yang diderita petani korban banjir Bengawan Solo
pada tahun ini cukup besar. Sebab, saat banjir merendam padinya umur
tanaman mendehkati masa panen. Yakni, berkisar antara 85-90 setelah
tanam (HST). Namun, belum sempat dipanen tanaman padi sudah terendam
banjir lebih dari satu meter selama sepekan.
"Padahal, sepekan lagi padi sudah panen. Tapi, kini tanaman telah membusuk karena terendam banjir,"tambahnya.
Senada, disampaikan Juwarno, petani Desa/Kecamatan Pumpang. Menurut dia,
banjir luapan suangai Bengawan Solo juga telah menghanyutkan benih padi
miliknya yang siap ditanam. Selain kehilangan benih, kata dia,
tanamannya yang baru berumur sekitar 30 HST juga puso karena terendam
banjir.
"Kita sekarang sudah tidak memiliki modal untuk musim tanam selanjutnya," keluhnya kepada Media Indonesia, Kamis (26/12).
Ia juga menambahkan, pada musim tanam kedua mendatang dipastikan semua
petani dikampungnya bakal mencari pinjaman untuk modal sekaligus biaya
pengolahan lahan. Termasuk, untuk membeli benih, obat-obatan serta
pupuk.
Petani berharap, pemerintah memberikan dana bantuan sebagai kompensasi
atas pusonya tanaman padi milik mereka pada musim ini akibat luapan
banjir Bengawan Solo. Dan kompensasi itu, rencananya bakal dipakai
untuk mengolah lahan, behli benih serta pupuk bagi persiapan tanam
ulang. Apalagi, saat ini mereka sudah kehabisan modal untuk biaya tanam
musim selanjutnya.
Data dari Dinas Pertanian Pemkab Tuban menyatakan, banjir luapan sungai
Bengawan Solo dan banjir bandang telah menyebabkan tanaman padi seluas
2.829 hektare (ha) gagal panen. Ribuan tanaman puso itu, tersebar di
tujuh kecamatan di kabupaten setempat.
Di antaranya, Kecamatan Soko, Rengel, Parengan, Plumpang, Widang,
Merakurak, dan Kecamatan Tuban. Tanaman yang berumur 15-90 HST itu
terendam banjir selama sepekan. Kondisi tersebut mengakibatkan kerugian
materi pada sektor pertanian mencapai Rp9, 9 miliar.
"Kami juga telah melaporkan tanaman puso itu ke Dinas Pertanian
Provinsi. Laporan ini, sekaligus sebagai usulan dana bantuan tanaman
puso," ungkap Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemkab
Tuban Suparno.(mtr/red)
Tuban: Petani korban banjir luapan sungai Bengawan
Solo di Kabupaten Tuban, Jatim, mendesak pemerintah memberikan bantuan
kompensasi dana akibat pusonya tanaman padi milik mereka, Kamis (26/12).
Sebab, akibat banjir luapan sungai Bengawan Solo sepekan lalu membuat ribuan petani setempat mengalami kerugian besar.
"Kami minta pemerintah memberikan bantuan dana kompensasi. Karena, tanaman kami telah gagal panen setelah terendam banjir," terang Sutiyo, petani Desa Bulurejo, Kecamatan Rengel.
Menurut dia, kerugian yang diderita petani korban banjir Bengawan Solo pada tahun ini cukup besar. Sebab, saat banjir merendam padinya umur tanaman mendehkati masa panen. Yakni, berkisar antara 85-90 setelah tanam (HST). Namun, belum sempat dipanen tanaman padi sudah terendam banjir lebih dari satu meter selama sepekan.
"Padahal, sepekan lagi padi sudah panen. Tapi, kini tanaman telah membusuk karena terendam banjir,"tambahnya.
Senada, disampaikan Juwarno, petani Desa/Kecamatan Pumpang. Menurut dia, banjir luapan suangai Bengawan Solo juga telah menghanyutkan benih padi miliknya yang siap ditanam. Selain kehilangan benih, kata dia, tanamannya yang baru berumur sekitar 30 HST juga puso karena terendam banjir.
"Kita sekarang sudah tidak memiliki modal untuk musim tanam selanjutnya," keluhnya kepada Media Indonesia, Kamis (26/12).
Ia juga menambahkan, pada musim tanam kedua mendatang dipastikan semua petani dikampungnya bakal mencari pinjaman untuk modal sekaligus biaya pengolahan lahan. Termasuk, untuk membeli benih, obat-obatan serta pupuk.
Petani berharap, pemerintah memberikan dana bantuan sebagai kompensasi atas pusonya tanaman padi milik mereka pada musim ini akibat luapan banjir Bengawan Solo. Dan kompensasi itu, rencananya bakal dipakai untuk mengolah lahan, behli benih serta pupuk bagi persiapan tanam ulang. Apalagi, saat ini mereka sudah kehabisan modal untuk biaya tanam musim selanjutnya.
Data dari Dinas Pertanian Pemkab Tuban menyatakan, banjir luapan sungai Bengawan Solo dan banjir bandang telah menyebabkan tanaman padi seluas 2.829 hektare (ha) gagal panen. Ribuan tanaman puso itu, tersebar di tujuh kecamatan di kabupaten setempat.
Di antaranya, Kecamatan Soko, Rengel, Parengan, Plumpang, Widang, Merakurak, dan Kecamatan Tuban. Tanaman yang berumur 15-90 HST itu terendam banjir selama sepekan. Kondisi tersebut mengakibatkan kerugian materi pada sektor pertanian mencapai Rp9, 9 miliar.
"Kami juga telah melaporkan tanaman puso itu ke Dinas Pertanian Provinsi. Laporan ini, sekaligus sebagai usulan dana bantuan tanaman puso," ungkap Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemkab Tuban Suparno.(mtr/red) SongFM Indramayu 07:54:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Sebab, akibat banjir luapan sungai Bengawan Solo sepekan lalu membuat ribuan petani setempat mengalami kerugian besar.
"Kami minta pemerintah memberikan bantuan dana kompensasi. Karena, tanaman kami telah gagal panen setelah terendam banjir," terang Sutiyo, petani Desa Bulurejo, Kecamatan Rengel.
Menurut dia, kerugian yang diderita petani korban banjir Bengawan Solo pada tahun ini cukup besar. Sebab, saat banjir merendam padinya umur tanaman mendehkati masa panen. Yakni, berkisar antara 85-90 setelah tanam (HST). Namun, belum sempat dipanen tanaman padi sudah terendam banjir lebih dari satu meter selama sepekan.
"Padahal, sepekan lagi padi sudah panen. Tapi, kini tanaman telah membusuk karena terendam banjir,"tambahnya.
Senada, disampaikan Juwarno, petani Desa/Kecamatan Pumpang. Menurut dia, banjir luapan suangai Bengawan Solo juga telah menghanyutkan benih padi miliknya yang siap ditanam. Selain kehilangan benih, kata dia, tanamannya yang baru berumur sekitar 30 HST juga puso karena terendam banjir.
"Kita sekarang sudah tidak memiliki modal untuk musim tanam selanjutnya," keluhnya kepada Media Indonesia, Kamis (26/12).
Ia juga menambahkan, pada musim tanam kedua mendatang dipastikan semua petani dikampungnya bakal mencari pinjaman untuk modal sekaligus biaya pengolahan lahan. Termasuk, untuk membeli benih, obat-obatan serta pupuk.
Petani berharap, pemerintah memberikan dana bantuan sebagai kompensasi atas pusonya tanaman padi milik mereka pada musim ini akibat luapan banjir Bengawan Solo. Dan kompensasi itu, rencananya bakal dipakai untuk mengolah lahan, behli benih serta pupuk bagi persiapan tanam ulang. Apalagi, saat ini mereka sudah kehabisan modal untuk biaya tanam musim selanjutnya.
Data dari Dinas Pertanian Pemkab Tuban menyatakan, banjir luapan sungai Bengawan Solo dan banjir bandang telah menyebabkan tanaman padi seluas 2.829 hektare (ha) gagal panen. Ribuan tanaman puso itu, tersebar di tujuh kecamatan di kabupaten setempat.
Di antaranya, Kecamatan Soko, Rengel, Parengan, Plumpang, Widang, Merakurak, dan Kecamatan Tuban. Tanaman yang berumur 15-90 HST itu terendam banjir selama sepekan. Kondisi tersebut mengakibatkan kerugian materi pada sektor pertanian mencapai Rp9, 9 miliar.
"Kami juga telah melaporkan tanaman puso itu ke Dinas Pertanian Provinsi. Laporan ini, sekaligus sebagai usulan dana bantuan tanaman puso," ungkap Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemkab Tuban Suparno.(mtr/red) SongFM Indramayu 07:54:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Petani Korban Banjir di Tuban Tuntut Kompensasi
Posted by Admin Friday 27 December 2013
loading...
»Share or Like News:
Petani Korban Banjir di Tuban Tuntut Kompensasi
Previous
Newer PostNext
Older Post
RADIO SONG FM INDRAMAYU
Updated at:
07:54:00