Petani Keluhkan Sulit Peroleh Pupuk Bersubsidi

Posted by Admin Wednesday 16 April 2014

MAJALENGKA, - Petani Tebu Rakyat Intensifikasi di Majalengka mengeluhkan sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi yang harus menempuh birokrasi panjang. Akhirnya pemenuhan kebutuhan pupuk tidak bisa dibeli secara mendadak.
Menurut keterangan petani tebu H. Rohim dan Amar, sejak tahun ini pengajuan permohonan pupuk bersubsidi untuk tanaman tebu harus ditempuh melalui koperasi dan disesuaikan dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), serta dilampiri surat keterangan areal tanam dari desa, kecamatan hingga kabupaten. Pengajuan kebutuhan itupun harus dilakukan satu tahun sebelum masa tanam. Bila tanam melebihi pengajuan yang tertera pada RDKK maka petani tidak akan mendapatkan pupuk subsidi karena pupuk hanya dikirim pihak pemerintah sesuai dengan RDKK yang telah diajukan.

“Kalau petani Majalengka menanam tebu di wilayah Sumedang maka surat keterangan areal tanam tersebut harus dikeluarkan oleh aparat desa dan kecamatan di Sumedang, setelah itu diajukan ke Dinas Perhutanan dan Perkebunan melalui koprasi petani tebu, setelah itu pupuk baru bisa diambil melalui Pabrik Gula, karena pupuk dikirim melalui Pabrik Gula, bila tidak demikian maka permohonan pupuk tidak bisa dipenuhi pemerintah,” ungkap H.Rohim.
Yang bakal jadi persoalan adalah bila petani tiba-tiba memperluas areal tanam pada musim tahun berjalan, hal semacam ini tidak akan mendapatkan pupuk bersubsidi karena pengajuan pupuk telah dilakukan.
“Jadi selain ribet administrasinya, pengajuan permophonan pupuk ini harus diajukan sebelum masa tanam, kalau sekarang tiba-tiba lahan diperluas maka tidak akan mendapatkan pupuk bersubsidi,” ungkap H.Rohim yang mengaku menanam tebu sekitar 13 hektaran di wilayah Majalengka dan Sumedang.
Para petani tebupun kini mengeluhkan tingginya curah hujan yang berdampak pada pertumbuhan tebu yang kerdil. Kondisi tanaman tebu menjelang dipanen pada bulan Juni biasanya ketinggiannya mencapai 3 hingga 4 meteran. Sementara saat ini ketinggian tanaman hanya mencapai 2 meteran itupun diameternya kecil tidak seperti biasanya. Walapun masa panen masih sekitar kurang lebih dua bulanan lagi ketinggan tanaman tebu diperkirakan tidak akan bertambah karena hampir semua tanaman tebu sudah berbunga.
Dengan kondisi tanaman tebu seperti itu para petani berharap kedepan curah hujan semakin berkurang agar angkutan bisa masuk ke areal perkebunan tebu serta rendeman bisa diatas angkat tujuh. Karena bila rendeman dibawah angka tersebut atau mencapai 6,5 maka petani akan merugi.
“Maunya kami rendemen minimal 7,5 agar petani bisa menikmati keuntungan, bila dibawah itu petani tidak mendapatkan untung bahkan mungkin merugi karena belakangan biaya garap cukup tinggi terutama upah buruh yang sudah mencapai Rp 50.000,- untuk setengah hari, atau mulai pukul 07.00 wib hingga pukul 11.00 WIB,” kata Amar.//prlm

loading...
»Share or Like News: Petani Keluhkan Sulit Peroleh Pupuk Bersubsidi
RADIO SONG FM INDRAMAYU Updated at: 07:26:00

GUMIWANG KOMUNIKA INDRAMAYU

VIDEO KABAR ARTIS

VIDEO LAGU BARU SONG FM

INFO GEMPA KLIK DIBAWAH