Tarif Listrik Naik, Industri Tekstil Harus Lebih Efisien

Posted by Admin Wednesday 23 April 2014

JAKARTA, - Pelaku industri tekstil nasional dituntut lebih efisien dalam penggunaan energinya saat berproduksi, terkait kenaikan listrik industri mulai 1 Mei 2014. Kenaikan tarif listrik itu berlaku untuk pelanggan I-3 atau industri dengan daya di atas 200.000 watt yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan pelanggan I-4 atau industri dengan daya 30.000 watt ke atas.
"Naiknya tarif listrik tentu akan memberatkan pelaku industri. Mau tidak mau, pelaku industri harus mengganti mesin-mesin produksinya dengan yang lebih hemat listrik," ungkap Liliek Kurniadi, Chief Sales Officer Business Unit Technology DKSH Indonesia, di sela-sela Pameran Mesin Tekstil dan Garment, Pameran Produk Tekstil bertaraf International (Indo Intertex, Inatex dan Indo Dyechem), di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (23/4/2014).
Pameran yang berlangsung pada 23-26 April 2014 tersebut dibuka oleh Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto, dan diikuti oleh 856 perusahaan yang bergerak di bidang pertextilan produksi alat berat dari 25 negara.

Liliek mengungkapkan, industri tekstil nasional sesungguhnya tetap memberikan prospek yang cerah sehubungan banyak industri tekstil di Tiongkok yang tutup sehubungan kian tingginya biaya buruh di sana. "Jadi keliru kalau dibilang industri tekstil sebagai sunset industry. Apalagi industri tekstil merupakan padat karya, sehingga memberikan kesempatan kerja kepada banyak orang," tuturnya.
Menurut dia, saat ini tersedia mesin-mesin tekstil yang jauh lebih efisien dalam penggunaan energinya. Sejauh ini, pelaku industri tidak terlalu berminat dengan mesin-mesin buatan Eropa dan masih mempertahankan mesin-mesin asal Cina. "Mereka beranggapan mengganti mesin itu mahal. Perlu biaya besar. Padahal, itu adalah investasi yang hasilnya akan jauh lebih menguntungkan," ujar Liliek yang juga Direktur Penjualan Primatek.
Sebagai perusahaan yang banyak mendatangkan mesin-mesin tekstil, Primatek sejak Desember 2013 melakukan merger dengan perusahaan mesin asal Swiss, DKSH. Sebagai perusahaan yang berdiri sejak 150 tahun, DKSH terus memperluas pasarnya di negara-negara Asia. Pangsa pasar tekstil Asia saat ini masih tetap dikuasai Cina, diikuti India, Bangladesh, dan Indonesia.
Senior Area Sales Manager Textile Printing SPG Prints, perusahaan asal Belanda, Ronald Meuffels menilai, banyaknya perusahaan tekstil di Cina yang tutup merupakan peluang bagi industri tekstil Indonesia untuk lebih meningkatkan skala bisnisnya dan pendapatannya. "Saya melihat orang Indonesia sulit untuk berinvestasi mesin sebagai alat utama produksi. Padahal, ini banyak menekan biaya produksi," katanya.
Dia sependapat dengan Liliek bahwa industri tekstil bukanlah sunset industry. Justru, industri ini adalah sunrise industry, asal dilakukan pembenahan dalam struktur produksinya. Jika masih menggunakan mesin-mesin lama yang tidak efisien maka akan kalah bersaing dengan negara-negara lain.
Liliek menambahkan, dengan prospek yang cukup cerah maka hal ini membuka mata kalangan perbankan untuk mengucurkan kredit kepada pelaku industri tekstil yang berniat melakukan investasi permesinannya. Menurut dia, industri tekstil di Bandung pun perlu melakukan langkah itu agar bisa lebih efisien.
"Karena biaya produksi semakin tinggi, banyak perusahaan tekstil di Bandung akan melakukan relokasi pabrik ke Jawa Tengah. Karena, labour cost di Jawa Tengah lebih rendah," ujar Liliek yang mengingatkan agar pengusaha tekstil jangan hanya menghitung untung, tapi juga harus berpikir investasi.
Deputy Local Business Unit Manager DKSH Indonesia, Rolf Erik Schoeler, mengakui prospek industri tekstil di dunia secara umum masih cerah. Pria asal Swiss ini mengaku akan tinggal di Indonesia, terutama untuk urusan permesinan dari Eropa yang dibutuhkan akan banyak industri tekstil di Indonesia.

loading...
»Share or Like News: Tarif Listrik Naik, Industri Tekstil Harus Lebih Efisien
RADIO SONG FM INDRAMAYU Updated at: 15:33:00

GUMIWANG KOMUNIKA INDRAMAYU

VIDEO KABAR ARTIS

VIDEO LAGU BARU SONG FM

INFO GEMPA KLIK DIBAWAH