KALPANAX SALEP ATASI PENYAKIT KULIT ANDA
INDRAMAYU - Seorang penjaga Vihara Darma Rahayu yang terletak di Jalan Veteran Cimanuk, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar), ditemukan tewas di dalam vihara, Senin sore (4/9/2017). Korban bernama Suwirdja Suteja ini ditemukan dalam kondisi telentang dan masih mengenakan pakaian. Kematian penjaga vihara itu pun membuat warga sekitar geger.
Sementara petugas masih menyelidiki penyebab meninggalnya korban. Petugas Inafis Polres Indramayu yang datang ke lokasi kejadian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan mengidentifikasi jenazah korban. Selain itu, petugas meminta keterangan dari sejumlah saksi yang melihat kondisi korban. “Dari hasil identifikasi, petugas tidak menemukan tanda-tanda kekerasan,” ujar Kapolsek Indramayu Kota AKP Karyaman.
Korban diduga meninggal akibat menderita penyakit stroke yang tiba-tiba menyerangnya. Sebab sebelumnya, korban sempat mengeluh sakit kepada anaknya yang masih berusia sembilan tahun. Meski demikian, korban sempat mengantarkan anaknya ke sekolah dasar (SD) yang tidak jauh dari vihara.
“Petugas masih melakukan penyelidikan dengan membawa jenazah korban ke RSUD Indramayu. Selain itu, petugas meminta keterangan sejumlah saksi dan pihak keluarga korban untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban,” papar AKP Karyaman.
sumber ; Sindonews
SongFM Indramayu 09:09:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Sementara petugas masih menyelidiki penyebab meninggalnya korban. Petugas Inafis Polres Indramayu yang datang ke lokasi kejadian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan mengidentifikasi jenazah korban. Selain itu, petugas meminta keterangan dari sejumlah saksi yang melihat kondisi korban. “Dari hasil identifikasi, petugas tidak menemukan tanda-tanda kekerasan,” ujar Kapolsek Indramayu Kota AKP Karyaman.
Korban diduga meninggal akibat menderita penyakit stroke yang tiba-tiba menyerangnya. Sebab sebelumnya, korban sempat mengeluh sakit kepada anaknya yang masih berusia sembilan tahun. Meski demikian, korban sempat mengantarkan anaknya ke sekolah dasar (SD) yang tidak jauh dari vihara.
“Petugas masih melakukan penyelidikan dengan membawa jenazah korban ke RSUD Indramayu. Selain itu, petugas meminta keterangan sejumlah saksi dan pihak keluarga korban untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban,” papar AKP Karyaman.
sumber ; Sindonews
SongFM Indramayu 09:09:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Penjaga Vihara di Indramayu Ditemukan Tewas
Posted by Admin Thursday, 7 September 2017
RADIO SONG FM INDRAMAYU
Updated at:
09:09:00
Ilustrasi : Sketsa Pelaku Penyiraman Penyidik KPK Novel / foto ; Biro multimedia Polri
NASIONAL - Kepala Kepolisian Republik Indonesia telah melakukan rilis terkait sketsa wajah dan ciri-ciri pria yang diduga pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Selesai memaparkan perkembangan kasus penyerangan terhadap Novel kepada Presiden Joko Widodo, Kapolri langsung melakukan rilis terhadap rekan media di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/17/2017) sore.
Adapun ciri-ciri pelaku yang dipaparkan oleh Kapolri yakni berbadan dengan tinggi antara 167 cm sampai 170 cm, dengan warna kulit agak hitam, rambut keriting, dan berbadan ramping.
Kapolri menyampaikan bahwa kualitas sketsa yang dipaparkannya dinilai baik sekali atau mendekati wajah yang dilihat oleh saksi, karena saksi tersebut melihat langsung pria tersebut yang berada di dekat Masjid Al Ikhsan pada lima menit sebelum kejadian penyiraman air keras.
Ditambahkan oleh Kapolri bahwa sebelumnya penyidik Polri sudah melakukan pemeriksaan dengan tiga orang, namun tidak ditemukan adanya kecocokan dari sketsa wajah dan ciri-ciri yang diperoleh.
Sumber : FB Divisi Humas Polri SongFM Indramayu 13:05:00 NJW Magz Bandung Indonesia
POLISI SEBAR SKETSA DAN CIRI-CIRI PELAKU PENYIRAMAN AIR KERAS NOVEL
Posted by Admin Tuesday, 1 August 2017
RADIO SONG FM INDRAMAYU
Updated at:
13:05:00
INDRAMAYU - Delegasi dari Pondok Pesantren (PONPES) Hidayatuttholibin Karang Anyar Kecamatan Pasekan Indramayu, Setelah sukses menyisihkan lawan-lawannya pada babak penyisihan Musabaqoh Kitab Kuning beberapa waktu lalu, kini melenggang menjadi juara ke dua di tingkat Propinsi Jawa Barat, event tersebut di laksankan mulai ahad sampai dengan selasa (23-25/7) yang bertempat di Ponpes Al-Ittihad Cianjur dan di ikuti lebih dari empat puluh perwakilan Ponpes se-Jawa Barat.
Saat di konfirmasi oleh awak media, pengasuh Ponpes Hidayatuttholibin Karang Anyar dengan sikap tawadlunya Ustadz Saefudin yang akrab di sapa Kang Asep menerangkan bahwa kafilah yang di nahkodai olehnya telah lolos dan berhasil menjadi juara ke dua dengan kategori lomba Akhlak dan kitabnya Mauidzatul Mu'minin.
"Alhmdulillah kafilah yang kami bawa ini mampu menempati juara ke dua di tingkat propinsi Jawa Barat pada lomba Musabaqoh Kitab Kuning Marhalah Ulya kategori Akhlak dengan Kitab Mauidzatul Mu'minin, kami meyakini bahwa kemenangan ini adalah kemenangan bersama dan hasil kerja keras para pengurus Pesantren, pihak sekolah serta Yayasan dan berbagai pihak lainnya" ucapnya.
Di tempat yang berbeda, ketua Yayasan Ponpes Hidayatuttholibin Karang Anyar KH. Juhadi Muhamad di dampingi Kepala sekolah SMP-NU Pasekan H. Abdul Basyit dan Kepala Sekolah SMA-NU Pasekan Ustadz Athoillah Elfudholi menyampaikan bahwa pihaknya sangat bersyukur karena utusan dari Ponpes Hidayatuttholibin Karang Anyar mampu naik pada puncak posisi ke dua tingkat Jawa Barat dan kini pihaknya tengah menyiapkan santri-santrinya untuk mengikuti event yang sama di tingkat Nasional.
Selain itu, pihaknya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut terlibat mensukseskan jalannya lomba, serta dirinya mengajak kepada semua pihak dan orang tua agar jangan ragu untuk menitipkan putra-putrinya di Ponpes Hidayatuttholibin Karang Anyar karena kini sudah banyak karya dari santri-santrinya yang dapat di lihat dan di nikmati oleh masyarakat luas.
Masih dikatakan KH. Juhadi Muhamad, pihaknya juga berharap agar dengan adanya gerakan ayo mondok dapat memotifasi para orang tua untuk tetep istiqomah bersama menjaga tumbuh kembangnya lembaga pendidikan Pondok Pesantren, dengan cara ikut berkontribusi menitipkan putra-putrinya di lembaga Pondok Pesantren manapun, karena sampai hari ini telah terbukti bahwa infestasi karakter akhlaq lebih banyak di dapatkan dalam Pondok Pesantren dari pada di tempat lainnya.**(Az/red) SongFM Indramayu 11:51:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Saat di konfirmasi oleh awak media, pengasuh Ponpes Hidayatuttholibin Karang Anyar dengan sikap tawadlunya Ustadz Saefudin yang akrab di sapa Kang Asep menerangkan bahwa kafilah yang di nahkodai olehnya telah lolos dan berhasil menjadi juara ke dua dengan kategori lomba Akhlak dan kitabnya Mauidzatul Mu'minin.
"Alhmdulillah kafilah yang kami bawa ini mampu menempati juara ke dua di tingkat propinsi Jawa Barat pada lomba Musabaqoh Kitab Kuning Marhalah Ulya kategori Akhlak dengan Kitab Mauidzatul Mu'minin, kami meyakini bahwa kemenangan ini adalah kemenangan bersama dan hasil kerja keras para pengurus Pesantren, pihak sekolah serta Yayasan dan berbagai pihak lainnya" ucapnya.
Di tempat yang berbeda, ketua Yayasan Ponpes Hidayatuttholibin Karang Anyar KH. Juhadi Muhamad di dampingi Kepala sekolah SMP-NU Pasekan H. Abdul Basyit dan Kepala Sekolah SMA-NU Pasekan Ustadz Athoillah Elfudholi menyampaikan bahwa pihaknya sangat bersyukur karena utusan dari Ponpes Hidayatuttholibin Karang Anyar mampu naik pada puncak posisi ke dua tingkat Jawa Barat dan kini pihaknya tengah menyiapkan santri-santrinya untuk mengikuti event yang sama di tingkat Nasional.
Selain itu, pihaknya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut terlibat mensukseskan jalannya lomba, serta dirinya mengajak kepada semua pihak dan orang tua agar jangan ragu untuk menitipkan putra-putrinya di Ponpes Hidayatuttholibin Karang Anyar karena kini sudah banyak karya dari santri-santrinya yang dapat di lihat dan di nikmati oleh masyarakat luas.
Masih dikatakan KH. Juhadi Muhamad, pihaknya juga berharap agar dengan adanya gerakan ayo mondok dapat memotifasi para orang tua untuk tetep istiqomah bersama menjaga tumbuh kembangnya lembaga pendidikan Pondok Pesantren, dengan cara ikut berkontribusi menitipkan putra-putrinya di lembaga Pondok Pesantren manapun, karena sampai hari ini telah terbukti bahwa infestasi karakter akhlaq lebih banyak di dapatkan dalam Pondok Pesantren dari pada di tempat lainnya.**(Az/red) SongFM Indramayu 11:51:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Ponpes Hidayatuttholibin, Raih Juara Dua Musabaqoh Kitab Kuning Jawa Barat
Posted by Admin Friday, 28 July 2017
RADIO SONG FM INDRAMAYU
Updated at:
11:51:00
INDRAMAYU – Warga Desa Sindang Kabupaten Indramayu geger atas penemuan bayi laki-laki dibungkus kain sarung dan disimpan di jondol atau pos kamling dengan kondisi tali pusar belum di potong, bayi dengan berat 2,4 Kg, terlahir normal itu selanjutnya oleh petugas dibawa ke RSUD Indramayu untuk di lakukan pemeriksaan oleh team medis dan perawatan. Rabu,(26/7/ 2017).
Kapolres Indramayu AKBP. Arif Fajarudin melalui Kapolsek Sindang AKP Iin Sukaeti dalam rilisnya menuturkan, Peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 06.30 Wib, diketahui oleh saksi Tarsadi (51), Warga desa pabean udik blok karang druju Rt 04/04 Indramayu, saksi yang datang ke jondol di depan rumah bersalin Ratu adeline tersebut bermaksud untuk tidur, saat itu ia melihat bungkusan kain sarung, saksi pertama inipun memberitahukan hal tersebut terhadap saksi lainnya yakni Budi Suardi (36), untuk melihat isi dalam sarung tersebut, setelah dipegang ternyata sarung tersebut bergerak-gerak.
“Mengetahui hal itu, Suardi (36) saksi kedua ini, memberitahukan kepada warga lainnya yakni Hari Purwanto, selanjutnya kain sarung di buka oleh ketiganya dan ternyata ada sesosok bayi laki laki dengan tali pusar yang masih belum di potong.”Jelasnya.
Petugas yang mendapatkan laporan atas temuan itupun langsung menuju lokasi, dan melakukan penanganan pertama memotong tali pusar bayi itu dengan bantuan perawat klinik tersebut di pos kamling dan membawanya ke RSUD Indramayu untuk di lakukan pemeriksaan team medis dan perawatan, dari hasil pemeriksaan sementara bayi tersebut beratnya mencapai 2,4 Kg, atau terlahir normal dan saat ini dalam perawatan pihak RSUD Indramayu.
“Dari hsil rekaman kamera CCTV milik Rumah bersalin Ratu Adelin Milik Dr IYEP ,dapat terlihat bahwa pada Rabu (26/7/2017_red) pukul 05.01 Wib, pelaku yang diduga telah menyimpan atau membuang bayi tersebut dilakukan oleh 2 orang perempuan.”ungkapnya.
Masih dikatakan Iin, Kedua pelaku pembuang bayi tersebut salah satunya menggunakan jilbab dengan menggunakan sepeda motor jenis matic, petugaspun selanjutnya membawa bukti rekaman CCTV tersebut untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.**(Red) SongFM Indramayu 17:23:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Kapolres Indramayu AKBP. Arif Fajarudin melalui Kapolsek Sindang AKP Iin Sukaeti dalam rilisnya menuturkan, Peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 06.30 Wib, diketahui oleh saksi Tarsadi (51), Warga desa pabean udik blok karang druju Rt 04/04 Indramayu, saksi yang datang ke jondol di depan rumah bersalin Ratu adeline tersebut bermaksud untuk tidur, saat itu ia melihat bungkusan kain sarung, saksi pertama inipun memberitahukan hal tersebut terhadap saksi lainnya yakni Budi Suardi (36), untuk melihat isi dalam sarung tersebut, setelah dipegang ternyata sarung tersebut bergerak-gerak.
“Mengetahui hal itu, Suardi (36) saksi kedua ini, memberitahukan kepada warga lainnya yakni Hari Purwanto, selanjutnya kain sarung di buka oleh ketiganya dan ternyata ada sesosok bayi laki laki dengan tali pusar yang masih belum di potong.”Jelasnya.
Petugas yang mendapatkan laporan atas temuan itupun langsung menuju lokasi, dan melakukan penanganan pertama memotong tali pusar bayi itu dengan bantuan perawat klinik tersebut di pos kamling dan membawanya ke RSUD Indramayu untuk di lakukan pemeriksaan team medis dan perawatan, dari hasil pemeriksaan sementara bayi tersebut beratnya mencapai 2,4 Kg, atau terlahir normal dan saat ini dalam perawatan pihak RSUD Indramayu.
“Dari hsil rekaman kamera CCTV milik Rumah bersalin Ratu Adelin Milik Dr IYEP ,dapat terlihat bahwa pada Rabu (26/7/2017_red) pukul 05.01 Wib, pelaku yang diduga telah menyimpan atau membuang bayi tersebut dilakukan oleh 2 orang perempuan.”ungkapnya.
Masih dikatakan Iin, Kedua pelaku pembuang bayi tersebut salah satunya menggunakan jilbab dengan menggunakan sepeda motor jenis matic, petugaspun selanjutnya membawa bukti rekaman CCTV tersebut untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.**(Red) SongFM Indramayu 17:23:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Warga Sindang Geger Penemuan bayi laki - laki
Posted by Admin Wednesday, 26 July 2017
RADIO SONG FM INDRAMAYU
Updated at:
17:23:00
INDRAMAYU- Ribuan nelayan tradisional Kabupaten Indramayu terpaksa menganggur menyusul tingginya gelombang laut dan kencangnya tiupan angin. Sudah hampir sebulan ini mereka menyandarkan perahunya.
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto mengatakan, saat ini ada sekitar 10 ribu nelayan tradisional Kabupaten Indramayu yang kini menganggur.
Mereka adalah nelayan yang biasa mengunakan perahu kurang dari lima gross ton (GT).
"Ada lebih dari 2.000 perahu berukuran kurang dari lima GT yang kini tak melaut, kondisi ini terjadi sejak lebaran sampai sekarang," ungkapnya, Selasa (25/7).
Dedi mengatakan, hal itu disebabkan karena angin kencang dan gelombang tinggi di laut. Menurutnya, kondisi tersebut membuat perahu kecil rawan mengalami kecelakaan sehingga mengancam keselamatan nelayan.
"Saat musim angin timur seperti ini, nelayan tradisional biasanya mengalami paceklik, pasalnya penangkapan ikan menjadi sulit akibat jaring yang ditebar kerap terbawa angina," jelasnya.
Untuk memperoleh hasil tangkapan, lanjut Dedi, para nelayan harus mencari ikan di area tangkapan yang lebih jauh dan mengeluarkan modal yang lebih besar. Namun, hasil yang diperoleh seringkali tidak bisa menutupi modal yang telah dikeluarkan.
Dedi menyebutkan, untuk kapal kecil berukuran kurang dari 5 GT, modal yang dikeluarkan untuk sekali melaut berkisar antara Rp 200 ribu–Rp 600 ribu. Sedangkan saat ini, hasil tangkapan yang diperoleh hanya berkisar Rp 300 ribu–Rp 500 ribu.
"Karena hasil yang didapat gak menutup buat biaya (modal), akhirnya banyak yang memilih istirahat (tidak melaut)," ungkapnya.
Dedi pun menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para nelayan ini terpaksa banting setir menjalani pekerjaan lain.
Di antaranya menjadi buruh tani maupun kuli bangunan. Bahkan, adapula yang tak bekerja apapun dan menggantungkan kebutuhan ekonomi keluarganya dari berutang ke warung.
Hal itu seperti yang dialami salah seorang nelayan di Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Darim. Dia mengatakan, sejak gelombang tinggi terjadi, dia secara otomatis tak bisa lagi mencari ikan. Akibatnya, tidak ada pemasukan untuk membuat asap dapur tetap mengebul.
Dalam kondisi normal, Darim mengaku biasa melaut untuk mencari ikan teri. Dengan perahu jenis sope, ikan teri yang diperolehnya kurang lebih lima kilogram per hari. Setelah dipotong kebutuhan perbekalan melaut, uang yang bisa dibawa pulang sekitar Rp 30 ribu–Rp 40 ribu per hari. "Tapi sekarang " boro-boro ", sepeser pun tidak ada karena saya tak bisa lagi melaut," pungkasnya.
Sumber ; Fajarnews
SongFM Indramayu 09:32:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto mengatakan, saat ini ada sekitar 10 ribu nelayan tradisional Kabupaten Indramayu yang kini menganggur.
Mereka adalah nelayan yang biasa mengunakan perahu kurang dari lima gross ton (GT).
"Ada lebih dari 2.000 perahu berukuran kurang dari lima GT yang kini tak melaut, kondisi ini terjadi sejak lebaran sampai sekarang," ungkapnya, Selasa (25/7).
Dedi mengatakan, hal itu disebabkan karena angin kencang dan gelombang tinggi di laut. Menurutnya, kondisi tersebut membuat perahu kecil rawan mengalami kecelakaan sehingga mengancam keselamatan nelayan.
"Saat musim angin timur seperti ini, nelayan tradisional biasanya mengalami paceklik, pasalnya penangkapan ikan menjadi sulit akibat jaring yang ditebar kerap terbawa angina," jelasnya.
Untuk memperoleh hasil tangkapan, lanjut Dedi, para nelayan harus mencari ikan di area tangkapan yang lebih jauh dan mengeluarkan modal yang lebih besar. Namun, hasil yang diperoleh seringkali tidak bisa menutupi modal yang telah dikeluarkan.
Dedi menyebutkan, untuk kapal kecil berukuran kurang dari 5 GT, modal yang dikeluarkan untuk sekali melaut berkisar antara Rp 200 ribu–Rp 600 ribu. Sedangkan saat ini, hasil tangkapan yang diperoleh hanya berkisar Rp 300 ribu–Rp 500 ribu.
"Karena hasil yang didapat gak menutup buat biaya (modal), akhirnya banyak yang memilih istirahat (tidak melaut)," ungkapnya.
Dedi pun menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari para nelayan ini terpaksa banting setir menjalani pekerjaan lain.
Di antaranya menjadi buruh tani maupun kuli bangunan. Bahkan, adapula yang tak bekerja apapun dan menggantungkan kebutuhan ekonomi keluarganya dari berutang ke warung.
Hal itu seperti yang dialami salah seorang nelayan di Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Darim. Dia mengatakan, sejak gelombang tinggi terjadi, dia secara otomatis tak bisa lagi mencari ikan. Akibatnya, tidak ada pemasukan untuk membuat asap dapur tetap mengebul.
Dalam kondisi normal, Darim mengaku biasa melaut untuk mencari ikan teri. Dengan perahu jenis sope, ikan teri yang diperolehnya kurang lebih lima kilogram per hari. Setelah dipotong kebutuhan perbekalan melaut, uang yang bisa dibawa pulang sekitar Rp 30 ribu–Rp 40 ribu per hari. "Tapi sekarang " boro-boro ", sepeser pun tidak ada karena saya tak bisa lagi melaut," pungkasnya.
Sumber ; Fajarnews
SongFM Indramayu 09:32:00 NJW Magz Bandung Indonesia
CIREBON - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi di perairan Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat. Masyarakat diminta waspada dan berhati-hati, khususnya para nelayan.
"Angin kencang dan gelombang tinggi ini diakibatkan terjadinya badai sonca yang berada di utara Indonesia tepatnya di perairan laut Vietnam," ungkap Forecaster BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Izyin, Selasa (25/7/2017).
Menurutnya, angin kencang dan gelombang tinggi ini terjadi hingga dua hari kedepan. Untuk gelombang tinggi bisa mencapai 2 meter sedangkan angin kencang kecepatannya maksimal bisa 35 km/jam yang normalnya maksimal 20 km/jam.
"Fenomena ini bisa terjadi satu hingga dua bulan sekali selama musim kemarau," paparnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menggunakan jaket dan masker ketika beraktivitas. Sedangkan nelayan diharapkan berhati-hati sebaiknya tidak usah melaut terlebih dahulu.
Sumber ; Okezone
SongFM Indramayu 09:30:00 NJW Magz Bandung Indonesia
"Angin kencang dan gelombang tinggi ini diakibatkan terjadinya badai sonca yang berada di utara Indonesia tepatnya di perairan laut Vietnam," ungkap Forecaster BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Izyin, Selasa (25/7/2017).
Menurutnya, angin kencang dan gelombang tinggi ini terjadi hingga dua hari kedepan. Untuk gelombang tinggi bisa mencapai 2 meter sedangkan angin kencang kecepatannya maksimal bisa 35 km/jam yang normalnya maksimal 20 km/jam.
"Fenomena ini bisa terjadi satu hingga dua bulan sekali selama musim kemarau," paparnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menggunakan jaket dan masker ketika beraktivitas. Sedangkan nelayan diharapkan berhati-hati sebaiknya tidak usah melaut terlebih dahulu.
Sumber ; Okezone
SongFM Indramayu 09:30:00 NJW Magz Bandung Indonesia
INDRAMAYU - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, berkeinginan menghadirkan pasangan yang mewakili Priangan dan Pantura pada pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Agustus mendatang Ridwan Kamil memastikan akan ada sejumlah kejutan.
“Mudah-mudahan logika ini (Priangan-Pantura) bisa dipahami oleh pemimpin partai di Jakarta,” kata Ridwan setelah temu wicara dengan nelayan di Desa Cemara Wetan, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Ahad, 23 Juli 2017. Emil, panggilan Ridwan Kamil, berkeinginan untuk mencari wakil di luar lingkaran dia, termasuk dengan mencari tokoh dari Pantura.
Baca juga: Pilgub Jawa Barat, Ridwan Kamil Disebut Akan Gandeng Kiai Asep
Selain itu, Ridwan berkeinginan mencari wakil yang masih muda. “Sekarang tren pemimpin makin muda,” kata Emil. Kelebihannya anak muda, menurut dia, orang-orang muda mau kotor.
Menurut Ridwan, saat ini bukan zamannya lagi pemimpin menjadi raja dan hanya ingin dilayani oleh masyarakat. Salah satu tokoh muda dan berasal dari Pantura yang disebut Ridwan, yaitu Daniel Muttaqien, putra mantan Bupati Indramayu Irianto M.S. Syafiuddin dan Anna Sophanah. Anna Sophanah hingga kini masih menjabat sebagai Bupati Indramayu menggantikan suaminya. “Nama Daniel dan saya sudah beredar di sana,” kata Ridwan. Namun semua keputusannya, menurut Ridwan, tergantung pimpinan partai di Jakarta.
Ridwan mengatakan, saat ini baru Partai NasDem yang menyatakan mendukung dia sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat. Dia mengatakan hingga kini komunikasi dengan intens masih terus dilakukan dengan sejumlah partai. Di antaranya PPP, PKB, Golkar, dan Demokrat.
Sejumlah keluhan diungkapkan warga Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, kepada Ridwan. Sekitar 90 persen warga Cantigi berprofesi sebagai nelayan, baik nelayan tangkap maupun nelayan tambak. Dari infrastruktur jalan di pinggiran pantai yang lebih banyak yang rusak, produk rumput laut secara tumpang sari di tambak yang lebih banyak tidak laku, hasil tambak baik udang maupun bandeng yang terus turun, hingga keamanan ikan yang mereka tanam di dalam sero.
“Kami berharap Gubernur Jawa Barat mendatang bisa membangun hingga ke pinggiran,“ kata Camat Cantigi Hamam kepada Ridwan Kamili yang ikut hadir dalam temu wicara tersebut. Sehingga wilayah pinggiran seperti daerah mereka tidak akan menjadi daerah tertinggal seperti sekarang.
Sumber ; tempo SongFM Indramayu 09:17:00 NJW Magz Bandung Indonesia
“Mudah-mudahan logika ini (Priangan-Pantura) bisa dipahami oleh pemimpin partai di Jakarta,” kata Ridwan setelah temu wicara dengan nelayan di Desa Cemara Wetan, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Ahad, 23 Juli 2017. Emil, panggilan Ridwan Kamil, berkeinginan untuk mencari wakil di luar lingkaran dia, termasuk dengan mencari tokoh dari Pantura.
Baca juga: Pilgub Jawa Barat, Ridwan Kamil Disebut Akan Gandeng Kiai Asep
Selain itu, Ridwan berkeinginan mencari wakil yang masih muda. “Sekarang tren pemimpin makin muda,” kata Emil. Kelebihannya anak muda, menurut dia, orang-orang muda mau kotor.
Menurut Ridwan, saat ini bukan zamannya lagi pemimpin menjadi raja dan hanya ingin dilayani oleh masyarakat. Salah satu tokoh muda dan berasal dari Pantura yang disebut Ridwan, yaitu Daniel Muttaqien, putra mantan Bupati Indramayu Irianto M.S. Syafiuddin dan Anna Sophanah. Anna Sophanah hingga kini masih menjabat sebagai Bupati Indramayu menggantikan suaminya. “Nama Daniel dan saya sudah beredar di sana,” kata Ridwan. Namun semua keputusannya, menurut Ridwan, tergantung pimpinan partai di Jakarta.
Ridwan mengatakan, saat ini baru Partai NasDem yang menyatakan mendukung dia sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat. Dia mengatakan hingga kini komunikasi dengan intens masih terus dilakukan dengan sejumlah partai. Di antaranya PPP, PKB, Golkar, dan Demokrat.
Sejumlah keluhan diungkapkan warga Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, kepada Ridwan. Sekitar 90 persen warga Cantigi berprofesi sebagai nelayan, baik nelayan tangkap maupun nelayan tambak. Dari infrastruktur jalan di pinggiran pantai yang lebih banyak yang rusak, produk rumput laut secara tumpang sari di tambak yang lebih banyak tidak laku, hasil tambak baik udang maupun bandeng yang terus turun, hingga keamanan ikan yang mereka tanam di dalam sero.
“Kami berharap Gubernur Jawa Barat mendatang bisa membangun hingga ke pinggiran,“ kata Camat Cantigi Hamam kepada Ridwan Kamili yang ikut hadir dalam temu wicara tersebut. Sehingga wilayah pinggiran seperti daerah mereka tidak akan menjadi daerah tertinggal seperti sekarang.
Sumber ; tempo SongFM Indramayu 09:17:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Ridwan Kamil Ingin Duet Priangan dan Pantura di Pilgub Jabar
RADIO SONG FM INDRAMAYU
Updated at:
09:17:00
INDRAMAYU- Nelayan di Kabupaten Indramayu hingga saat ini belum menerima penggantian cantrang dan alat tangkap lainnya yang dilarang oleh pemerintah sebagaimana diatur dalam Permen 71/2016, padahal pemerintah pusat menjanjikan akan mengganti alat tangkap yang dilarang.
"Secara keseluruhan, di Kabupaten Indramayu ada 2.525 alat tangkap yang dilarang sebagaimana diatur dalam Permen 71/2016. Hingga saat ini, baru ada 595 alat tangkap yang akan diganti oleh pemerintah pusat. Namun hingga saat ini, penggantian itu masih belum terealisasi," ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu, AR Hakim, Jumat (14/7).
Dari jumlah alat tangkap yang diajukan, menurut Hakim, masih ada ribuan nelayan lain yang juga belum bisa mengganti alat tangkapnya. Para nelayan Indramayu hingga kini masih menunggu penggantian cantrang dan alat tangkap lainnya yang dilarang.
"Masih ada 1900-an alat tangkap lagi yang belum diganti, kita masih menunggu penyerahan dari pemerintah pusat ke Indramayu," jelasnya.
Seperti diketahui, dalam Permen 71/2016 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia, disebutkan sejumlah alat tangkap yang dilarang untuk digunakan karena mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan. Yakni pukat tarik, yang meliputi dogol, scottish seines, pair seines, cantrang, dan lampara dasar.
Selain itu, pukat hela yang meliputi pukat hela dasar, pukat hela dasar berpalang, pukat hela dasar berpapan, pukat hela dasar dua kapal, nephrops trawl, pukat hela dasar udang, pukat udang, pukat hela pertengahan, pukat hela pertengahan berpapan, pukat ikan, pukat hela pertengahan dua kapal, pukat hela pertengahan udang dan pukat hela
kembar berpapan.
Tak hanya itu, alat tangkap lain yang juga dilarang adalah perangkap, yang meliputi perangkap ikan peloncat dan muro ami.
Terpisah, Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara, Ono Surono mengatakan, nelayan cantrang/dogol/payang yang dikatakan telah dan akan mendapatkan bantuan alat tangkap pengganti, baru terealisasi kurang dari 20 persen.
Selain itu, mereka pun hingga saat ini masih banyak yang belum menggunakannya karena faktor kurangnya jumlah bantuan per-paketnya dan jenis/spesifikasi yang tidak sesuai dengan yang diinginkan nelayan.
“Jadi dapat dikatakan bahwa program penggantian alat tangkap gagal total,” kata pria yang juga anggota Komisi IV DPR RI itu.
Sementara itu, menanggapi respon pro dan kontra dari masyarakat terhadap aksi unjuk rasa menolak pelarangan cantrang oleh ribuan nelayan di Jakarta pada Selasa (11/7) lalu, Ono menilai, banyak kalangan masyarakat yang tidak mengerti kondisi nelayan di Indonesia.
Dia menyebutkan, salah satunya ketua umum dari organisasi nelayan terbesar di Indonesia, yang mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh pengusaha-pengusaha perikanan yang takut keuntungannya menurun jika penggunaan cantrang dilarang.
“Perlu diketahui, kapal perikanan di Pantura Jawa termasuk (yang menggunakan alat tangkap) cantrang, payang dan dogol di hampir seluruh negeri ini, dikelola bersama antara pemilik (juragan) dan nakhoda/ABK,” jelas Mantan Ketua DPD HNSI Jawa Barat dan Mantan Ketua DPC HNSI Indramayu itu.
Ono menjelaskan, hubungan antara juragan dan Anak Buah Kapal (ABK) yang mengelola bersama itu diiiringi dengan pola bagi hasil produksi ikannya. Yakni dengan pembagian 60:40 atau 50:50.
Selain itu, dalam UU No 7/2016 tentang perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam disebutkan bahwa ABK/nelayan pekerja adalah nelayan kecil yang harus dilindungi oleh negara.
Dengan demikian, jika ada yang menganggap gerakan unjuk rasa nelayan karena ulah juragan kapal, maka itu dinilainya salah besar.
“Gerakan unjuk rasa itu murni dari masyarakat nelayan yang merasa terdzalimi diperlakukan tidak adil oleh negara terutama oleh Menteri Kelautan dan Perikanan,” pungkasnya.
sumber ; Fajarnews SongFM Indramayu 09:12:00 NJW Magz Bandung Indonesia
"Secara keseluruhan, di Kabupaten Indramayu ada 2.525 alat tangkap yang dilarang sebagaimana diatur dalam Permen 71/2016. Hingga saat ini, baru ada 595 alat tangkap yang akan diganti oleh pemerintah pusat. Namun hingga saat ini, penggantian itu masih belum terealisasi," ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu, AR Hakim, Jumat (14/7).
Dari jumlah alat tangkap yang diajukan, menurut Hakim, masih ada ribuan nelayan lain yang juga belum bisa mengganti alat tangkapnya. Para nelayan Indramayu hingga kini masih menunggu penggantian cantrang dan alat tangkap lainnya yang dilarang.
"Masih ada 1900-an alat tangkap lagi yang belum diganti, kita masih menunggu penyerahan dari pemerintah pusat ke Indramayu," jelasnya.
Seperti diketahui, dalam Permen 71/2016 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia, disebutkan sejumlah alat tangkap yang dilarang untuk digunakan karena mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan. Yakni pukat tarik, yang meliputi dogol, scottish seines, pair seines, cantrang, dan lampara dasar.
Selain itu, pukat hela yang meliputi pukat hela dasar, pukat hela dasar berpalang, pukat hela dasar berpapan, pukat hela dasar dua kapal, nephrops trawl, pukat hela dasar udang, pukat udang, pukat hela pertengahan, pukat hela pertengahan berpapan, pukat ikan, pukat hela pertengahan dua kapal, pukat hela pertengahan udang dan pukat hela
kembar berpapan.
Tak hanya itu, alat tangkap lain yang juga dilarang adalah perangkap, yang meliputi perangkap ikan peloncat dan muro ami.
Terpisah, Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara, Ono Surono mengatakan, nelayan cantrang/dogol/payang yang dikatakan telah dan akan mendapatkan bantuan alat tangkap pengganti, baru terealisasi kurang dari 20 persen.
Selain itu, mereka pun hingga saat ini masih banyak yang belum menggunakannya karena faktor kurangnya jumlah bantuan per-paketnya dan jenis/spesifikasi yang tidak sesuai dengan yang diinginkan nelayan.
“Jadi dapat dikatakan bahwa program penggantian alat tangkap gagal total,” kata pria yang juga anggota Komisi IV DPR RI itu.
Sementara itu, menanggapi respon pro dan kontra dari masyarakat terhadap aksi unjuk rasa menolak pelarangan cantrang oleh ribuan nelayan di Jakarta pada Selasa (11/7) lalu, Ono menilai, banyak kalangan masyarakat yang tidak mengerti kondisi nelayan di Indonesia.
Dia menyebutkan, salah satunya ketua umum dari organisasi nelayan terbesar di Indonesia, yang mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh pengusaha-pengusaha perikanan yang takut keuntungannya menurun jika penggunaan cantrang dilarang.
“Perlu diketahui, kapal perikanan di Pantura Jawa termasuk (yang menggunakan alat tangkap) cantrang, payang dan dogol di hampir seluruh negeri ini, dikelola bersama antara pemilik (juragan) dan nakhoda/ABK,” jelas Mantan Ketua DPD HNSI Jawa Barat dan Mantan Ketua DPC HNSI Indramayu itu.
Ono menjelaskan, hubungan antara juragan dan Anak Buah Kapal (ABK) yang mengelola bersama itu diiiringi dengan pola bagi hasil produksi ikannya. Yakni dengan pembagian 60:40 atau 50:50.
Selain itu, dalam UU No 7/2016 tentang perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam disebutkan bahwa ABK/nelayan pekerja adalah nelayan kecil yang harus dilindungi oleh negara.
Dengan demikian, jika ada yang menganggap gerakan unjuk rasa nelayan karena ulah juragan kapal, maka itu dinilainya salah besar.
“Gerakan unjuk rasa itu murni dari masyarakat nelayan yang merasa terdzalimi diperlakukan tidak adil oleh negara terutama oleh Menteri Kelautan dan Perikanan,” pungkasnya.
sumber ; Fajarnews SongFM Indramayu 09:12:00 NJW Magz Bandung Indonesia
Banyak Dibaca Minggu Ini
-
-
JAKARTA – Setidaknya 31 penumpang kapal Malaysia diselamatkan nelayan dan petugas pemadam kebakaran setempat. Penyelamatan ini dilakukan...
-
-
Indramayu – Ratusan mahasiswa gabungan yang terdiri dari Aliansi Mahasiswa Indramayu Peduli Indonesia (AMIPI) yang tergabung dalam Perh...
-
BALONGAN – Dengan kondisi tubuh penuh luka, seorang pria ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di jalan raya Desa Tegalsembadra Kecamata...
-
Indramayu - Para petani cabai merah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terancam gagal panen akibat curah hujan tinggi yang membusukkan s...