CIANJUR, .- Tingginya permintaan pupuk bersubsidi di sejumlah wilayah di Cianjur membuat sejumlah petani susah mendapatkan pupuk bersubsidi. Pupuk urea bersubsidi hilang dari kios dan pengecer pupuk di desa-desa.
"Jadi siapa cepat dia dapat karena kami serentak melakukan tanam. Petani yang dari awal sudah punya modal tanam ya kebagian pupuk karena beli lebih dulu. Tapi, kalau saya yang ngumpulin modal tanam dan baru bisa beli pupuk malah sudah susah nyari barangnya kata para kios dan pengecer sudah habis," ucap salah seorang petani Sukaluyu, Ujang (59) saat ditemui "PRLM", Kamis (9/1/2014).
Ujang mengatakan saat ini yang tersedia di kios dan para pengecer adalah pupuk ZA yang harganya lebih mahal dari pupuk subsidi. Bahkan, kelompok tani yang biasanya didistribusi oleh agen atau distributor juga mengaku kosong tidak ada barangnya.
"Kami terpaksa menunda tanam sampai ada ketersedian pupuk. Namun penundaan ini juga merugikan kami karena panen pasti juga akan mundur," tuturnya.
Untuk mendapatkan pupuk Urea bersubsidi, Ujang mengaku harus memberikan uang terlebih dahulu kepada kios atau pengcer pupuk di desanya. "Begitu ada barangnya ada, yang sudah memberikan uang terlebih dahulu artinya memesan terlebih dahulu," ucapnya.
Petugas Pengawas Lapangan Pertanian, Firman membantah terjadi kelangkaan pupuk. Menurutnya, kelangkaan pupuk disebabkan permintaan para petani terjadi dalam waktu bersamaan.
"Kesulitan itu tidak merata dan hanya bagi petani yang tidak tergabung di Poktan saja. Bagi petani anggota poktan sih tidak ada masalah," katanya,
Selain karena banyaknya permintaan secara serentak, masa pemupukan di sebagian daerah dilakukan secara bersamaan. Akibatnya, stok yang ada di kios-kios tidak mencukupi. Pupuk yang ada di kios merupakan sisa yang tidak terpakai pada musim tanam lalu.
"Stok pupuk tetap aman karena di beberapa kecamatan lainnya masih ada. Namun jika ada kios dan pengecer yang menaikkan harga di atas harga eceran tetap (HET) sebaiknya dilaporkan saja," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Cianjur, Yanto Hartono saat dikonfirmasi akan berkoordinasi dengan UPTD Pertanian setempat dan para agen serta distributor. "Saya belum mendapatkan laporannya, nanti saya akan koordinasi terlebih dahulu," katanya.
Yanto mengatakan saat ini bisa jadi pupuk yang habis dijual adalah pupuk kuota Desember 2013. Sedangkan untuk kuota Januari 2014 sedang disitribusikan dengan jumlah yang sama pada Januari 2013 sambil menunggu keptusan Gubernur Jabar mengenai kuota pupuk per kota/kab di seluruh Jabar.
"Memang untuk wilayah Sukaluyu, Ciranjang, dan Cikalong, serta sebagian Mande sedang melakukan musim tanam. Namun, kelangkaan pupuk hanya sementara. Saya beberapa waktu lalu hanya diberi laporan pendistribusian sedang dilakukan," ucapnya.
Sementara Humas Pupuk Kujang Cikampek, Aby Radityo saat dikonfirmasi mengatakan stok pupuk aman untuk seluruh wilayah Jabar. Hingga 8 Januari 2014 kebutuhan sudah terpenuhi sebanyak 980 ton, dan stok yang ada sebanyak 2750 ton.
"Saat ini kebutuhan urea Januari menurut Distan Cianjur sebanyak 3.511 ton dan
stok di gudang lini III ada 2750 ton, dan yang sudah terealisasi sebanyak 980 ton. Untuk NPK kebtuhan Januari sebanyak 448 ton dan stok gudang ada 350, yang sudah terelasisasi 248 ton. Sedangkan pupu Organik kebutuhan Januari sebanyak 358 ton, stok gudang ada 200 ton, dan yang terlesasi baru sekitar 17 ton," katanya.(pr/red)
loading...
»Share or Like News:
Musim Tanam, Pupuk Menghilang di Pengecer