Pengecatan Patung Cirebon Berperstasi Menuai Kritik Keras

Posted by Admin Monday 7 April 2014

SUMBER, -Seniman dan budayawan Kabupaten Cirebon mengkritik keras pengecatan Patung Cirebon Berprestasi atau Monumen Pataraksa di depan Kantor Bupati Cirebon dengan sejumlah warna.
Selain merusak nilai estetika dan seni, pengecatan patung pelari tersebut tidak dilakukan sepihak tanpa meminta masukan dari tokoh seni dan budaya.
Berdasarkan pengamatan, Monumen Pataraksa memang tampak jauh berbeda sejak peringatan Hari Jadi Kabupaten Cirebon 2 April 2014
lalu.

Patung pelari yang tadinya berwarna abu-abu seluruhnya, kini menjadi penuh warna. Bagian patung mulai dari kulit sang pelari, kaos, celana pendek, dan sepatu yang terbentuk, masing-masing memiliki warna berbeda.
Sejak itu, berbagai opini pun bermunculan dari sebagian masyarakat. Namun sebagian besar menyayangkan perubahan warga patung monumental tersebut.
"Saat masih hitam semua, kelihatannya gagah. Namun sejak berwarna-warni jadi terlihat lucu. Bisa dibayangkan kalau patung pancoran di Jakarta atau patung liberti di Amerika juga diwarnai seperti itu," ujar salah seorang warga, Sadrino (40) saat ditemui ketika melintasi Lapangan Pataraksa, Kecamatan Sumber, Minggu (6/4/2014).
Sindiran warga tersebut sangat wajar mengingat reaksi keras yang juga dilontarkan salah seorang seniman senior di Kecamatan Dukupuntang, Ending Saefudin. Ia mengatakan bahwa sebuah monumen merupakan bentuk atau simbol berkarakter, sehingga tidak bisa bebas diwarnai sesuka hati.
"Monumen Pataraksa sejak awal dibuat sudah memiliki konsep dan karakter serta nilai estetika yang kuat. Sekarang tanpa pemberitahuan pada masyarakat dan musyawarah dengan tokoh seni budaya, tiba-tiba saja Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) mewarnai patung itu seenaknya," tutur Ending.
Menurut Ending, pewarnaan yang dilakukan DCKTR telah menghilangkan arti, makna dan konsep dari Monumen Pataraksa itu sendiri. Hal itu dinilai sebagai arogansi yang justru mempermalukan tokoh seni budaya dan seluruh warga Kabupaten Cirebon yang seharusnya diberi kebanggaan.
Pengamat seni dan budaya Made Casta pun berpendapat hampir sama. Sejak awal dibangun, patung tersebut sengaja dibuat alami dengan warna asli dari bahan yang menyusunnya.
Sejak itu pula, kebanggaan terhadap patung tersebut tertanam di masyarakat. "Memang ada juga monumen yang dibuat berwarna-warni, akan tetapi harus sejak awal dilakukan untuk menegaskan konsepnya memang begitu," ujarnya.
Made menambahkan, pengecatan warna-warni yang tiba-tiba saja dilakukan setelah sekian tahun berdiri membuat patung tersebut justru terlihat aneh.
Apalagi pewarnaan dilakukan tanpa konsep mendasar yang justru menghilangkan konsep awalnya. Ia pun berharap DCKTR segera mengambalikan patung tersebut seperti kondisi semula sebelum menuai kritikan lebih besar lagi.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebersihan Dan Pertamanan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Suharto masih belum bisa dihubungi ketika wartawan hendak meminta komentar dan klarifikasi terkait masalah ini.//prlm

loading...
»Share or Like News: Pengecatan Patung Cirebon Berperstasi Menuai Kritik Keras
RADIO SONG FM INDRAMAYU Updated at: 07:51:00

GUMIWANG KOMUNIKA INDRAMAYU

VIDEO KABAR ARTIS

VIDEO LAGU BARU SONG FM

INFO GEMPA KLIK DIBAWAH